Digital Future Soft

Loading

Tidak Makan 3 Hari

Tidak Makan 3 Hari, Kini Gibran Berharta Rp 1,59 Triliun: Bagaimana Bisa?

Gibran Huzaifah, pendiri eFishery, adalah contoh inspiratif dari seorang pengusaha yang berhasil mengubah tantangan hidup menjadi kesuksesan besar. Laporan ini akan menjelaskan perjalanan Gibran dari masa-masa sulit termasuk tidak makan 3 hari hingga mencapai kekayaan sebesar Rp 1,59 triliun.

Latar Belakang dan Perjuangan Awal

  1. Masa Sulit di Bandung Gibran Huzaifah mengalami masa-masa sulit saat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), di mana ia harus hidup tanpa dukungan finansial dari keluarga. Ia sering tidur di kampus atau masjid karena tidak memiliki tempat tinggal tetap dan pernah tidak makan selama 3 hari karena kehabisan uang.
  2. Motivasi dan Ide Awal Ide untuk mendirikan eFishery muncul saat Gibran belajar tentang akuakultur di kelas biologi. Inspirasi ini mendorongnya untuk mengembangkan solusi bagi tantangan yang dihadapi petani ikan, seperti biaya pakan yang tinggi dan margin keuntungan yang tipis .

Pengembangan eFishery

  1. Inovasi dan Teknologi Gibran memulai dengan membuat prototipe alat pemberi makan otomatis berbasis teknologi Internet of Things (IoT) untuk kolam ikan. Alat ini dirancang untuk mengontrol pemberian pakan secara efisien, yang membantu mengurangi biaya operasional bagi petani ikan.
  2. Pertumbuhan dan Ekspansi eFishery berkembang pesat, tidak hanya menyediakan alat bagi petani ikan. Tetapi juga memberikan modal kerja dan membeli ikan dari petani untuk dijual ke restoran. Ekosistem terintegrasi ini telah mendukung lebih dari 70.000 pembudidaya ikan di lebih dari 280 kota/kabupaten di Indonesia.

Keberhasilan Finansial

  1. Pendanaan dan Valuasi Setelah putaran pendanaan terakhir. Saham Gibran dan rekan pendirinya di eFishery bernilai lebih dari US$ 100 juta, setara dengan Rp 1,59 triliun. Pendanaan ini termasuk putaran seri D yang mengumpulkan US$ 200 juta. Meningkatkan valuasi perusahaan menjadi lebih dari US$ 1 miliar dan menjadikannya unicorn.
  2. Dampak Ekonomi eFishery telah memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor akuakultur di Indonesia. Dengan menyumbang Rp 3,4 triliun atau 1,55% terhadap PDB sektor tersebut pada tahun 2022.

Kesimpulan

Gibran Huzaifah berhasil mengubah kesulitan menjadi peluang dengan mendirikan eFishery, yang kini menjadi salah satu startup unicorn terkemuka di Indonesia. Keberhasilannya tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pribadinya tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri akuakultur di Indonesia. Perjalanan Gibran adalah contoh nyata dari kekuatan tekad dan inovasi dalam mencapai kesuksesan.

Pemerintah Gagal Berpikir Digital

Pemerintah Dinilai Gagal Berpikir Digital: Apa Dampaknya bagi Ekonomi?

Di era digital yang semakin maju ini, transformasi teknologi telah membawa perubahan signifikan di berbagai sektor kehidupan, termasuk ekonomi. Namun, di tengah gelombang perubahan tersebut, pemerintah Indonesia dinilai gagal berpikir digital dalam merancang dan menerapkan regulasi yang mendukung perkembangan ekonomi berbasis teknologi. Kegagalan ini dipandang oleh beberapa pengamat sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, yang seharusnya bisa menjadi motor penggerak baru bagi perekonomian nasional.

Kurangnya Adaptasi Terhadap Perkembangan Teknologi

Salah satu kritik utama yang dilontarkan kepada pemerintah adalah lambannya respons terhadap perubahan cepat di sektor digital. Perkembangan teknologi, terutama dalam hal perdagangan online, fintech, dan startup teknologi, membutuhkan regulasi yang lebih dinamis dan adaptif. Sayangnya, banyak regulasi yang diterapkan masih menggunakan pendekatan konvensional dan cenderung tidak relevan dengan kebutuhan zaman.

Contoh nyatanya dapat dilihat dari penerapan pajak digital yang, meskipun memiliki tujuan baik, dianggap terlalu membebani startup lokal yang baru tumbuh. Di sisi lain, banyak negara di Asia Tenggara seperti Singapura dan Vietnam sudah jauh lebih progresif dalam memberikan dukungan berupa regulasi yang memfasilitasi pertumbuhan ekonomi digital mereka. Hal ini membuat Indonesia berpotensi tertinggal dalam kompetisi regional.

Dampak Langsung Bagi Ekonomi

Lambannya regulasi dan kurangnya adaptasi terhadap teknologi digital memiliki dampak nyata terhadap perekonomian. Salah satu dampaknya adalah melambatnya laju pertumbuhan startup di Indonesia. Startup, terutama di bidang fintech dan e-commerce, memerlukan regulasi yang tidak hanya melindungi, tetapi juga memberikan ruang bagi inovasi.

Regulasi yang ketat dan tidak fleksibel menghambat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Investor cenderung akan mencari negara yang lebih ramah terhadap inovasi digital. Padahal, sektor digital, terutama e-commerce, telah memberikan kontribusi besar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dengan regulasi yang tidak mendukung, kontribusi ini bisa menurun dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, ketidaksiapan regulasi digital juga menghambat pengembangan sumber daya manusia (SDM). Di tengah gelombang industri 4.0, SDM di bidang teknologi dan digital sangat dibutuhkan. Sayangnya, regulasi yang lambat membuat peluang pelatihan dan pengembangan SDM berbasis teknologi menjadi kurang optimal. Akibatnya, Indonesia terancam menghadapi kesenjangan tenaga kerja di sektor digital di masa depan.

Apa Solusinya?

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Regulasi yang lebih fleksibel dan mendukung inovasi harus segera diterapkan. Salah satu langkah penting adalah dengan melibatkan pelaku industri digital dalam proses perumusan regulasi. Dengan demikian, regulasi yang dihasilkan tidak hanya melindungi masyarakat, tetapi juga mampu mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, peningkatan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta di bidang teknologi juga perlu diperkuat. Pemerintah harus lebih terbuka terhadap masukan dari sektor swasta yang memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai dinamika pasar digital. Dengan begitu, regulasi yang diterapkan bisa lebih relevan dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

Kesimpulan

Pemerintah gagal berpikir secara digital dalam merancang regulasi dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di sektor digital. Untuk menghindari keterpurukan di masa depan, pemerintah harus bergerak cepat dalam mengadopsi regulasi yang lebih adaptif dan inovatif, serta membuka diri terhadap masukan dari para pelaku industri. Dengan langkah ini, ekonomi digital di Indonesia dapat berkembang pesat dan memberikan dampak positif yang besar bagi perekonomian nasional.

Startup RI Gagal Berkembang

Teten Masduki Ungkap Alasan Mengapa Banyak Startup RI Gagal Berkembang

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, mengungkapkan sejumlah alasan mengapa banyak startup di RI mengalami kesulitan atau gagal untuk berkembang. Pernyataan ini didasarkan pada berbagai faktor internal dan eksternal yang sering diabaikan oleh para pelaku startup, meskipun ekosistem digital di Indonesia terus bertumbuh pesat.

Kurangnya Daya Tahan Startup

Salah satu alasan utama yang diungkapkan oleh Teten adalah kurangnya daya tahan atau resilience dari banyak startup di Indonesia. Menurut Teten, banyak pendiri startup RI terlalu fokus pada fase awal seperti pendanaan dan akuisisi pengguna, namun gagal berkembang dalam mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Mereka sering kali mengandalkan suntikan dana dari investor tanpa membangun model bisnis yang berkelanjutan. Kondisi ini menyebabkan banyak startup yang tumbuh dengan cepat di awal, namun sulit bertahan ketika menghadapi tantangan pasar yang lebih kompleks.

Startup yang bergantung pada investasi eksternal cenderung mengalami masalah ketika pendanaan tersebut berkurang atau berhenti. Akibatnya, perusahaan tidak memiliki cukup modal operasional untuk melanjutkan ekspansi atau bahkan mempertahankan operasional sehari-hari. “Kita sering lihat, mereka [startup] cepat dapat pendanaan, tapi ketika arus kas mulai sulit, mereka langsung collapse,” ujar Teten.

Ketidakmampuan Beradaptasi dengan Pasar

Faktor lain yang memengaruhi kegagalan startup adalah ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan pasar. Startup yang terlalu fokus pada inovasi teknis terkadang melupakan kebutuhan konsumen yang terus berubah. Menurut Teten, banyak startup lokal tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai preferensi pasar Indonesia, terutama di sektor-sektor tradisional seperti perdagangan, jasa, dan pertanian. Mereka sering kali mencoba meniru model startup internasional tanpa mempertimbangkan kondisi pasar domestik yang berbeda.

Teten menekankan bahwa startup di Indonesia perlu lebih banyak mendengarkan kebutuhan masyarakat lokal. “Pasar kita unik, kita punya kebiasaan belanja dan pola konsumsi yang berbeda dari negara lain. Startup harus peka terhadap itu,” jelas Teten.

Regulasi dan Akses Pendanaan yang Belum Memadai

Di sisi eksternal, Teten Masduki menyoroti regulasi yang masih menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan startup. Meskipun pemerintah terus berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi digital, birokrasi dan regulasi yang tumpang tindih masih menjadi masalah yang sering dihadapi. Proses perizinan dan persyaratan administrasi sering kali memberatkan startup, terutama yang baru berdiri dan belum memiliki sumber daya yang memadai.

Selain itu, akses pendanaan yang belum merata juga menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan startup. Startup yang berlokasi di luar Jakarta atau kota-kota besar lainnya sering kali kesulitan mendapatkan perhatian dari investor besar. Mereka harus menghadapi tantangan lebih besar dalam menarik pendanaan, meskipun memiliki ide bisnis yang potensial. “Banyak startup yang bagus di daerah, tapi mereka kesulitan dapat akses ke investor. Ini yang perlu kita perbaiki,” ujar Teten.

Kurangnya Dukungan dari Ekosistem

Teten juga mengungkapkan bahwa ekosistem pendukung startup di Indonesia belum sepenuhnya matang. Meskipun ada banyak akselerator, inkubator, dan komunitas startup. Dukungan tersebut sering kali tidak cukup kuat untuk mendorong startup melewati tahap awal pertumbuhan. Program mentoring dan bimbingan bisnis belum optimal. Banyak startup yang gagal mendapatkan bimbingan yang tepat untuk mengelola operasional, keuangan, dan ekspansi.

Kesimpulan

Teten Masduki menyarankan agar startup di Indonesia lebih fokus pada pembangunan model bisnis yang berkelanjutan dan memiliki daya tahan jangka panjang. Di samping itu, pemerintah perlu terus memperbaiki regulasi dan memberikan akses pendanaan yang lebih inklusif. Terutama bagi startup yang berbasis di daerah.

Dengan mengatasi berbagai tantangan tersebut, Teten optimis bahwa ekosistem startup di Indonesia dapat berkembang lebih baik di masa depan, menjadikannya kekuatan utama dalam perekonomian digital Tanah Air.

Tunda Kiamat di Indonesia

Tunda Kiamat di Indonesia: 3 Startup Terima Dana Rp10 Miliar untuk Kembangkan Teknologi Masa Depan

Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman terbesar bagi planet ini, termasuk Indonesia. Dalam upaya untuk menunda dampak buruk yang bisa diibaratkan seperti “kiamat”. East Ventures dan Temasek Foundation mengadakan Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2024, sebuah kompetisi teknologi iklim terbesar di Indonesia. Pada ajang ini, tiga startup berhasil memenangkan total dana sebesar Rp10 miliar untuk mengembangkan teknologi masa depan yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan atau tunda kiamat di Indonesia.

1. SunGreenH2: Transisi Energi

SunGreenH2 terpilih sebagai pemenang dalam kategori transisi energi berkat inovasi luar biasa mereka dalam produksi hidrogen. Startup ini mampu meningkatkan efisiensi elektroliser hingga 200% dan mengurangi biaya produksi hidrogen hingga USD 3 per kilogram. Dengan teknologi ini, SunGreenH2 diharapkan dapat berperan penting dalam menciptakan energi bersih dan berkelanjutan yang lebih efisien di masa depan. Mereka juga bekerja sama dengan PLN untuk menjajaki penerapan teknologi ini di Indonesia​(

2. Hydrogen Refinery: Pertanian Berkelanjutan

Di trek pertanian berkelanjutan, Hydrogen Refinery unggul dengan inovasi pupuk berbasis amonia yang dihasilkan melalui elektrolisis plasma limbah. Teknologi ini tidak hanya menekan biaya produksi pupuk, tetapi juga mampu mengurangi hingga 11 ton emisi gas rumah kaca per ton pupuk yang dihasilkan. CEO Hydrogen Refinery, Stephen Voller, berharap bisa bermitra dengan pihak-pihak di Indonesia untuk mendirikan pabrik pengolahan sampah menjadi pupuk, khususnya di Bali​(

3. AC Biode: Ekonomi Sirkular

AC Biode, pemenang di trek ekonomi sirkular, menghadirkan solusi inovatif dalam bentuk kemosilis. Teknologi ini mengolah limbah organik campuran menjadi gas sintesis yang dapat digunakan untuk pembangkit energi hijau. Dengan pendekatan yang ramah lingkungan ini, AC Biode turut membantu mengurangi limbah sekaligus menciptakan energi yang lebih bersih​(

Selain ketiga pemenang utama ini, dua startup lain yakni DayaTani dan ENWISE juga mendapatkan investasi tambahan sebesar USD 50.000 dari Bakti Barito Foundation dan Sinarmas Agribusiness & Food​(

Kompetisi CIIC 2024 menjadi bukti bahwa inovasi teknologi bisa memainkan peran besar dalam menghadapi tunda kiamat di Indonesia. Ketiga startup ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, solusi-solusi inovatif bisa membantu menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia.

Biaya Layanan Tokopedia Naik

Biaya Layanan Tokopedia Naik 16 September 2024

Mulai 16 September 2024, Tokopedia akan memberlakukan kenaikan biaya layanan bagi para penjual. Keputusan ini diumumkan pada 4 September 2024, dan tentu saja. Hal ini menjadi perhatian besar bagi komunitas penjual dan pembeli di platform e-commerce terbesar di Indonesia ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas rincian biaya layanan Tokopedia naik tersebut serta dampaknya bagi para penjual.

Rincian Kenaikan Biaya Layanan

Sejak 16 September 2024, Tokopedia akan menaikkan biaya layanan yang dikenakan kepada penjual. Kenaikan ini mencakup beberapa aspek, yaitu:

  1. Biaya Transaksi: Biaya transaksi yang sebelumnya sebesar 2,5% dari total transaksi akan naik menjadi 3%. Ini berarti bahwa untuk setiap penjualan, penjual akan dikenakan biaya tambahan sebesar 0,5%. Misalnya, jika penjual menjual produk seharga Rp100.000, maka biaya layanan yang dikenakan akan meningkat dari Rp2.500 menjadi Rp3.000.
  2. Biaya Penanganan: Biaya penanganan yang sebelumnya dikenakan sebesar Rp5.000 per transaksi akan meningkat menjadi Rp7.000. Kenaikan ini berlaku untuk semua jenis pengiriman yang dipesan melalui platform Tokopedia, baik itu pengiriman reguler maupun ekspres.
  3. Biaya Promosi: Untuk layanan promosi yang disediakan oleh Tokopedia, seperti iklan berbayar dan fitur penempatan produk premium. Biaya juga akan mengalami kenaikan. Biaya yang semula berkisar antara Rp50.000 hingga Rp200.000 akan naik sekitar 10% hingga 15%. Tergantung pada jenis promosi yang dipilih oleh penjual.

Penjelasan dan Alasan Kenaikan

Menurut pernyataan resmi Tokopedia pada 4 September 2024, kenaikan biaya layanan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur platform. Tokopedia menjelaskan bahwa biaya yang meningkat ini akan digunakan untuk pengembangan teknologi. Peningkatan sistem keamanan, serta penyempurnaan fitur-fitur yang ada di platform.

“Sebagai platform yang terus berkembang, kami perlu memastikan bahwa kami dapat menyediakan layanan terbaik kepada pengguna kami. Kenaikan biaya layanan ini akan membantu kami dalam melakukan investasi untuk memperbaiki dan memperbarui sistem kami, sehingga pengalaman pengguna, baik penjual maupun pembeli, dapat meningkat,” kata salah satu perwakilan Tokopedia.

Tokopedia juga menambahkan bahwa mereka akan melakukan evaluasi berkala terkait dampak dari kenaikan biaya ini dan akan terus mendengarkan masukan dari penjual untuk memastikan bahwa biaya layanan yang dikenakan tetap wajar dan sebanding dengan manfaat yang diterima.

Dampak pada Penjual

Biaya layanan Tokopedia naik tentunya akan berdampak pada margin keuntungan para penjual. Penjual kecil dan menengah mungkin akan merasakan dampak yang lebih signifikan, terutama jika biaya tambahan ini tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual produk atau peningkatan volume penjualan. Para penjual diharapkan dapat menyesuaikan strategi bisnis mereka, baik dengan mengoptimalkan penggunaan fitur promosi untuk meningkatkan visibilitas produk, maupun dengan mempertimbangkan efisiensi operasional.

Secara keseluruhan, meskipun kenaikan biaya layanan dapat menjadi tantangan bagi penjual, Tokopedia berharap bahwa langkah ini akan mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan pengalaman pengguna di platform mereka. Para penjual diharapkan untuk tetap memantau perubahan ini dan menyesuaikan strategi mereka untuk memastikan keberhasilan bisnis mereka di tengah perubahan biaya layanan yang baru.

Startup Teknologi Rachmat Anggara

Membangun Startup Teknologi: Panduan Lengkap Bersama Rachmat Anggara

Dalam dunia yang semakin digital, membangun sebuah startup teknologi menjadi impian bagi banyak orang. Namun, perjalanan untuk mewujudkan impian tersebut tidak selalu mudah. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Rachmat Anggara, seorang pengusaha teknologi terkemuka, berbagi pengalamannya dalam sebuah sesi pembelajaran yang didedikasikan untuk membantu para calon wirausaha memahami langkah-langkah penting dalam membangun startup teknologi yang sukses.

Memulai dengan Visi yang Jelas

Rachmat Anggara menekankan pentingnya memulai sebuah startup dengan visi yang jelas. Menurutnya, visi bukan hanya sekadar tujuan, tetapi juga landasan yang akan mengarahkan seluruh keputusan bisnis. Sebuah visi yang kuat akan membantu startup tetap fokus di tengah berbagai tantangan yang mungkin muncul.

“Tanpa visi yang jelas, startup akan mudah terombang-ambing oleh perubahan tren dan pasar,” ujar Rachmat. Ia menyarankan para pendiri startup untuk meluangkan waktu dalam merumuskan visi mereka dengan detail, termasuk memahami masalah apa yang ingin mereka selesaikan dan bagaimana solusi mereka dapat membawa perubahan positif.

Mengembangkan Produk yang Tepat

Setelah memiliki visi yang jelas, langkah berikutnya adalah mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Rachmat berbagi bahwa proses ini melibatkan riset pasar yang mendalam dan pengembangan produk yang terus-menerus.

Ia mengingatkan bahwa produk haruslah menjadi solusi atas masalah nyata yang dihadapi oleh pelanggan. “Jangan jatuh cinta pada ide Anda sendiri. Dengarkan apa yang dibutuhkan oleh pasar dan kembangkan produk yang benar-benar memberikan nilai tambah,” kata Rachmat. Iterasi produk yang berkelanjutan, menurutnya, adalah kunci untuk memastikan bahwa startup selalu relevan dengan kebutuhan pelanggan.

Tim yang Solid Adalah Kunci

Tidak ada startup yang sukses tanpa tim yang kuat di belakangnya. Rachmat Anggara menekankan bahwa membangun tim yang solid adalah salah satu faktor penentu dalam keberhasilan sebuah startup teknologi. Ia menyarankan untuk merekrut orang-orang yang tidak hanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan, tetapi juga yang memiliki semangat dan visi yang sejalan.

“Kerja tim adalah segalanya. Anda tidak bisa membangun startup sendirian. Pastikan tim Anda adalah orang-orang yang Anda percayai dan yang siap bekerja keras bersama Anda,” ujarnya.

Pendanaan dan Strategi Pertumbuhan

Rachmat juga membahas pentingnya memahami pendanaan dan strategi pertumbuhan untuk sebuah startup teknologi. Menurutnya, mendapatkan investor yang tepat bisa menjadi langkah penting dalam mengembangkan bisnis, tetapi hal ini harus dilakukan dengan perencanaan yang matang.

Ia menekankan bahwa pendiri startup harus siap untuk menunjukkan potensi pertumbuhan dan rencana bisnis yang jelas kepada calon investor. “Investor akan percaya pada visi Anda jika Anda bisa menunjukkan rencana konkret untuk mencapainya,” jelasnya.

Kesimpulan

Sesi pembelajaran Startup teknologi bersama Rachmat Anggara pada tanggal 28 Agustus 2024 memberikan wawasan berharga bagi para calon pengusaha teknologi. Dari pentingnya memiliki visi yang jelas hingga membangun tim yang solid dan strategi pendanaan yang tepat, semua elemen ini adalah bagian dari fondasi yang kuat untuk membangun startup teknologi yang sukses.

Dengan mengikuti panduan dan saran yang diberikan oleh Rachmat, para pendiri startup diharapkan dapat menghindari beberapa jebakan umum dan memaksimalkan peluang mereka untuk mencapai kesuksesan di dunia bisnis teknologi yang kompetitif.

Telkom Dukung Pengurangan Karbon

Telkom Dukung Pengurangan Karbon: Inkubasi Startup Automa

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memberikan pembinaan kepada startup Automa melalui program pembinaan Indigo. Dalam program ini, Telkom juga dukung finansial untuk pengurangan jejak karbon melalui pembangunan berkelanjutan di industri rantai pasokan. Automa adalah startup milik Indigo yang memelopori penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) untuk industri rantai pasokan. Automa berkembang pesat dan berkomitmen menggunakan teknologi untuk mengoptimalkan dan mendekarbonisasi industri rantai pasokan di Indonesia.

Penggunaan Automa

Penggunaan Automa meningkatkan efisiensi operasional melalui perencanaan rute dan konsumsi bahan bakar yang optimal. Sehingga mengurangi biaya operasional sebesar 15 hingga 20% berkat manajemen logistik yang lebih efisien.
“Telkom berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih sehat dengan teknologi. Melalui program Indigo, kami secara aktif mendukung startup inovatif yang menawarkan solusi untuk mengurangi jejak karbon berkelanjutan. Kami percaya bahwa dengan bekerja sama kita dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih baik. “Ramah lingkungan bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi,”. Kata Muhamad Fajrin Rasyid, Chief Commercial Officer Telkom Digital, dalam siaran persnya.

Bantuan finansial

Bantuan finansial yang diberikan Indigo sebagai bagian dari Telkom Digital Leap. Dimanfaatkan Automa untuk mengembangkan produk dan layanannya sehingga mampu menawarkan solusi yang komprehensif dan inovatif. Automa menawarkan berbagai solusi ramah lingkungan untuk perusahaan yang menggunakan teknologi IoT.
Pendiri Automa, Alfonsus Arista Tefa menjelaskan solusi yang ditawarkan Automa, antara lain sistem manajemen transportasi yang mengimplementasikan IoT. Solusi ini membantu start-up melacak lokasi, kecepatan dan status armada mereka, memantau statistik armada secara real time, mengoptimalkan rute dan logistik untuk mengurangi emisi CO2.

Pelacakan Karbon

Layanan lainnya, yaitu Pelacakan Karbon, membantu perusahaan mencapai tujuannya untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi dan ketahanan rantai pasokan. Selain itu, Automa juga menawarkan layanan pemodelan energi yang dapat membantu mengembangkan strategi penghematan energi yang lebih efektif dan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. “Kami sangat senang dapat bermitra dengan Telkom melalui program Indigo. Dukungan Telkom akan membantu kami mempercepat pengembangan teknologi IoT untuk sektor supply chain dan mewujudkan supply chain di Indonesia yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Kesimpulan

Telkom Dukung Pengurangan Karbon Sejak didirikan pada tahun 2013, program inkubasi Indigo telah menjadi pilar penting ekosistem startup digital Indonesia. Indigo telah menginkubasi dan mengakselerasi lebih dari 200 startup lokal yang bergerak di berbagai bidang.
Program Inkubasi Indigo merupakan kontribusi Telkom terhadap tumbuhnya startup digital Indonesia sehingga membuka lapangan kerja baru. Mendorong ekonomi digital dan meningkatkan daya saing global.

Grab Makan Bergizi Gratis

Grab: Program Makan Bergizi Gratis Mendukung Kesehatan Publik

Startup Grab, yang dikenal luas sebagai penyedia layanan transportasi dan pengiriman. Kini semakin meluas ke sektor kesehatan dengan berpartisipasi dalam uji coba program makan bergizi gratis. Langkah ini menandai upaya terbaru Grab dalam mendukung kesehatan publik dengan makan bergizi gratis dan memberikan dampak positif bagi komunitas yang mereka layani.

Program makan bergizi gratis yang diikuti oleh Grab merupakan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan sehat dan bergizi. Dalam program ini, Grab tidak hanya bertindak sebagai penyedia layanan pengiriman. Tetapi juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk restoran lokal dan penyedia bahan makanan. Memastikan bahwa distribusi makanan bergizi dapat dilakukan dengan efisien dan tepat sasaran.

Pendahuluan

“Partisipasi kami dalam program ini adalah bagian dari komitmen Grab untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa makanan bergizi dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan. Terutama di tengah tantangan ekonomi yang sedang dihadapi banyak orang,” ujar seorang juru bicara Grab.

Program ini tidak hanya memberikan makanan gratis kepada masyarakat, tetapi juga berfokus pada edukasi mengenai pentingnya pola makan sehat. Melalui kemitraan dengan ahli gizi dan dietisien, Grab turut menyebarluaskan informasi tentang bagaimana memilih makanan yang seimbang dan cara memasaknya agar tetap bergizi.

Dalam uji coba ini, Grab mengoptimalkan teknologi mereka untuk memastikan proses distribusi makanan berlangsung dengan lancar. Penggunaan aplikasi Grab memungkinkan pemantauan yang akurat dan waktu pengiriman yang efisien. Sehingga makanan sampai ke tangan penerima dalam kondisi segar dan tepat waktu.

Manfaat dari program ini tidak hanya dirasakan oleh penerima makanan, tetapi juga oleh masyarakat luas. Dengan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya gizi yang baik dan menyediakan akses mudah ke makanan sehat. Grab membantu meningkatkan kesadaran tentang kesehatan dan mendorong gaya hidup yang lebih baik.

Upaya Grab dalam mendukung kesehatan publik melalui program makan bergizi gratis ini merupakan contoh bagaimana teknologi dan layanan inovatif dapat berperan dalam penyelesaian masalah sosial. Dengan keterlibatan aktif dalam inisiatif seperti ini, Grab tidak hanya memperluas cakupan layanannya. Tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan kesehatan masyarakat yang lebih besar.

Kesimpulan

Sebagai salah satu startup terkemuka di Asia Tenggara, tindakan Grab ini diharapkan dapat memotivasi perusahaan lain untuk berpartisipasi dalam upaya serupa dan memperkuat komitmen kolektif terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

GOTO Mau Buyback Saham

GOTO Mau Buyback Saham Rp 3 T: Sudah Nyerok Rp 198,4 M

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menarik perhatian publik dengan rencananya untuk melakukan buyback saham senilai Rp 3 triliun. Keputusan ini datang tidak lama setelah perusahaan GOTO mau menyelesaikan buyback saham sebelumnya senilai Rp 198,4 miliar. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga stabilitas harga sahamnya di tengah dinamika pasar yang terus berubah. Namun, apa alasan di balik keputusan ini, dan apa dampaknya bagi para investor?

Buyback Saham: Apa dan Mengapa?

Buyback saham adalah proses di mana perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi jumlah saham yang beredar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai per saham yang tersisa. Selain itu, buyback juga sering dilakukan sebagai upaya untuk menstabilkan harga saham ketika terjadi tekanan jual yang signifikan.

Bagi GOTO, buyback ini bisa dianggap sebagai strategi untuk menjaga kepercayaan investor terhadap nilai saham perusahaan. Setelah go public, GOTO telah menghadapi berbagai tantangan, termasuk fluktuasi harga saham yang dipengaruhi oleh kondisi pasar yang volatile. Dengan buyback, perusahaan berusaha menunjukkan bahwa mereka percaya pada prospek jangka panjang dan nilai intrinsik perusahaan. Meskipun harga saham saat ini mungkin tidak mencerminkan hal tersebut.

Dampak bagi Investor

Bagi investor, buyback saham oleh GOTO bisa menjadi sinyal positif. Buyback dapat menunjukkan bahwa manajemen perusahaan yakin bahwa saham mereka sedang undervalued, dan mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat posisi pemegang saham yang ada. Selain itu, buyback juga dapat memberikan dorongan jangka pendek pada harga saham karena penurunan jumlah saham yang beredar.

Namun, penting bagi investor untuk tetap waspada. Meskipun buyback sering kali dilihat sebagai langkah positif, tidak selalu demikian. Investor perlu mempertimbangkan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan buyback dan bagaimana itu akan memengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Dalam kasus GOTO, meskipun buyback bisa meningkatkan harga saham dalam jangka pendek, investor juga perlu mempertimbangkan dampak finansial dari penggunaan dana yang signifikan untuk pembelian saham ini.

Rencana Ke Depan

GOTO telah menyatakan bahwa buyback saham ini adalah bagian dari strategi mereka untuk memperkuat nilai pemegang saham di tengah ketidakpastian pasar. Dengan alokasi hingga Rp 3 triliun, langkah ini menandakan keseriusan perusahaan dalam menjaga stabilitas dan meningkatkan kepercayaan investor.

Namun, dengan besarnya dana yang akan dialokasikan untuk buyback, GOTO juga perlu memastikan bahwa langkah ini tidak mengorbankan kebutuhan operasional dan pengembangan bisnis di masa depan. Mengingat industri teknologi yang sangat dinamis, GOTO harus terus berinovasi dan memperluas layanannya agar tetap kompetitif.

Kesimpulan

Mau Buyback saham oleh GOTO sebesar Rp 3 triliun setelah sebelumnya melakukan buyback senilai Rp 198,4 miliar menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga nilai saham dan kepercayaan investor. Meskipun langkah ini dapat memberikan keuntungan jangka pendek, investor perlu menganalisis lebih dalam mengenai dampak jangka panjangnya terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebagai salah satu pemain utama di industri teknologi Indonesia, langkah GOTO ini akan terus menjadi sorotan, terutama dalam bagaimana mereka menyeimbangkan antara strategi buyback dan kebutuhan ekspansi bisnis di masa depan.

Penyebab Rugi Besar Blibli

Penyebab Rugi Besar Blibli Rp1,18 Triliun di Semester I-2024

PT Global Digital Niaga Tbk, yang lebih dikenal dengan nama Blibli. Mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1,18 triliun pada semester pertama tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 31,3% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Di mana penyebab perusahaan Blibli mengalami rugi besar Rp1,746 triliun. Meskipun terjadi penurunan kerugian, Blibli masih menghadapi tantangan signifikan dalam mengelola operasional dan strategi pasar.

Pendahuluan

Penghasilan Blibli pada semester pertama tahun 2024 memang menunjukkan peningkatan tipis, namun tidak cukup untuk mengimbangi beban operasional yang besar. Pada tahun 2023, Blibli berhasil mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp7,78 triliun, meningkat dari Rp6,71 triliun pada tahun 2022. Peningkatan ini mencerminkan strategi Blibli dalam memperluas pasar dan meningkatkan basis pelanggan. Termasuk ekspansi ke toko fisik yang memberikan kontribusi pendapatan baru.

Penyebab Utama

Salah satu penyebab utama rugi besar yang masih dialami Blibli adalah tingginya biaya operasional yang meliputi biaya pemasaran, pengembangan infrastruktur, dan investasi teknologi. Selain itu, persaingan ketat di pasar e-commerce Indonesia juga memaksa Blibli untuk terus berinovasi dan menawarkan promosi yang menguras kas. Ini termasuk diskon besar-besaran dan subsidi ongkos kirim yang bertujuan untuk menarik konsumen tetapi pada saat yang sama mengurangi margin keuntungan.

Strategi Yang Dilakukan Blibli

Blibli juga berinvestasi besar pada teknologi dan integrasi sistem untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelanggan. Investasi ini diharapkan akan membawa hasil jangka panjang, namun efek langsungnya adalah meningkatnya beban keuangan perusahaan. Meskipun demikian, manajemen Blibli tetap optimis bahwa strategi ini akan memperkuat posisi mereka di pasar e-commerce Indonesia dan secara bertahap akan mengurangi tingkat kerugian.

Evaluasi

Kerugian yang berkurang pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan ada beberapa peningkatan dalam pengelolaan biaya dan optimasi operasi. Blibli terus mengkaji ulang dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi kerugian di masa depan. Dengan fokus pada inovasi, peningkatan layanan pelanggan, dan efisiensi operasional, Blibli berharap bisa mencapai titik impas dan mulai menghasilkan profit dalam beberapa tahun mendatang.

Kesimpulan

Melihat ke depan, Blibli berencana untuk lebih memperkuat platform mereka dengan mengintegrasikan teknologi baru, memperluas kategori produk, dan meningkatkan kemitraan dengan merek lokal dan internasional untuk menarik lebih banyak konsumen dan mengoptimalkan operasional.